Thursday, March 14, 2019

Sempat Takut, Lee Jeong Hoon Senang Jika Bisa Masuk Masjid



Lee Jeong Hoon mengaku jika ia sangat kagum dengan umat muslim Tanah Air yang bagitu ramah kepada dirinya. Meski bukan pemeluk agama Islam, akan tetapi Lee Jeong Hoon disambut dengan ramah ketika ia ingin menginjakkan kaki ke tempat peribadatan Muslim tersebut. Lee Jeong Hoon juga menuturkan, awalnya ia mengaku jika takut ketia pertama kali mencoba menyambangi masjid. Ternyata ketakutannya tersebut hilang setelah ia disambut dengan ramah dan dipersilahkan masuk ke dalam masjid.

Lee mengakui jika awalnya dirinya takut, apalagi saya begini takut tidak diterima namuan ternyata mereka welcome, ramah banget, mau agamanya apa ayo kita duduk bareng, jadi seperti keluarga. Ujar Lee Jeong Hoon bersama Masyarakat Cinta Masjid di Senayan (MCM), Jakarta Pusat, Minggu, pada tanggal 27/1/2019.

Sejuk



Tidak sama di Indonesia, di tanah kelahiran Lee Jeong Hoon yang ada di Korea, sangat sulit untuk bisa menemukan masjid. Pasalnya umat muslim yang ada di Korea sangat sedikit. Oleh karena itulah, tidak sedikit turis yang berasal dari Korea berkunjung ke Indonesia untuk bisa melihat masjid.

Kita harus mencintai dan juga menjaga masjid. Jika di Korea cari masjid sangat susah, ada muslim akan tetapi masjid susah. Namun jika di Indonesia kan mudah, ada Masjid Agung, dan pastinya masjid yang sangat besar. Banyak orang Korea yang datang ke Indonesia untuk datang ke Masjid. Dan mereka juga banyak yang mempelajari mengenail Islam dan masjid. Saya sebagai seorang Korea juga ingin mempelajari juga mengenai masjid yang ada di Indonesia. Kata Lee Jong Hoon.


Ketua umum MCM Wishnu Dewanto yang menuturkan, sebagai seorang umat muslim memang sudah seharusnya lebih cinta dengan masjid dari pada Lee Jeong Hoon. Terlebih jika masjid merupakan tempat yang tenang dan sangat mengejutkan. Tidak lupa, Wishnu berberan agar masjid jangan pernah digunakan sebagai tempat berpolitik.

Kita dihadiri oleh artis Korea Lee Jong Hoon yang sangat menghormati organisasi Islam yang terbesar, sehingga ada keharmonisan antara umat beragama, itu cita-cita dari NU. Kita juga akan mengajak masyarakat mencintai rumah ibadah, bisa menyatukan potensi umat ekonomi kemasjidan. Kita juga menolak masjid dijadikan salah satu tempat untuk melakukan dakwah mengadu domba, dan meminta masyarakat untuk mengkritisi politik praktis, masyarakat untuk peka dan harus dekat dengan Tuhan serta sesama.


Bisa dicontohkan jika semua agama harus saling menghormati dan menghargai, karena sebagai warga negara Indonesia dengan kita menghargai maka masyarakat akan damai  dan tidak ada permusuhan satu sama lain. Jangan ada yang saling membenci walau berbeda agama.

No comments:

Post a Comment